Hanung Bramantyo merupakan seorang sutradara ternama di Indonesia yang dikenal dengan karyanya yang berani dan kontroversial. Salah satu film terbarunya yang menuai kontroversi adalah “Gowok Kamasutra Jawa” yang mengangkat kisah seorang dukun seksual di Jawa.
Film ini mengisahkan tentang seorang dukun yang memiliki kekuatan supranatural untuk memuaskan hasrat seksual para kliennya. Dengan menggunakan ilmu hitam dan mantra-mantra kuno, dukun tersebut mampu membuat para wanita merasakan kenikmatan yang luar biasa dalam hubungan intim.
Namun, keberadaan dukun seksual ini tidak luput dari sorotan dan kritik tajam dari masyarakat. Banyak yang menilai bahwa praktik dukun seksual seperti ini sangat tidak etis dan merugikan bagi korban yang terlibat. Selain itu, film ini juga dianggap sebagai bentuk pornografi yang seharusnya tidak ditonton oleh masyarakat luas.
Meskipun demikian, Hanung Bramantyo tetap mempertahankan karyanya ini sebagai bentuk kebebasan berekspresi dan seni. Menurutnya, film ini bukanlah untuk mengajarkan atau mempromosikan praktik dukun seksual, melainkan sebagai bentuk refleksi atas realitas sosial yang ada di masyarakat.
Bagi Hanung Bramantyo, kritik dan kontroversi adalah hal yang biasa dalam dunia perfilman. Sebagai seorang sutradara, ia berani mengangkat tema-tema yang tabu dan sensitif demi menyampaikan pesan moral kepada penonton. Meskipun mendapat banyak kritik, Hanung Bramantyo tetap teguh pada prinsipnya dan terus berkarya untuk menginspirasi dan menghibur masyarakat Indonesia.
Dengan demikian, meskipun kontroversial, “Gowok Kamasutra Jawa” tetap menjadi salah satu karya yang menarik dari Hanung Bramantyo. Film ini mengajak penonton untuk merenungkan tentang moralitas dan etika dalam hubungan seksual serta menggugah kesadaran akan bahaya praktik dukun seksual di masyarakat.